Ratusan warga Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah memiliki cara unik untuk menjaga air di Pegunungan Sendang agar tetap mengalir dan mencukupi kebutuhan. Mereka menggelar hajatan dengan membawa ingkung di sendang lereng pegunungan Kendeng.
Ratusan warga bergotong-royong membersihkan sendang sumber mata air Desa Sukolilo. Setelah itu, warga bergiliran membawa nasi berkat berisi ingkung dan berdoa bersama di sekitar sendang pada Rabu (18/12/2025).
Selesai doa bersama, nasi berkat itu dimakan bersama. Tokoh masyarakat Desa Sukolilo, Suparjo mengatakan kegiatan ini digelar tiga kali dalam setahun, yakni tiap Rabu Pon.
“Kegiatan warga setiap tahun 3 kali, bersih sumber itu menjaga kelestarian di sini, menjaga pohon di sini, menjaga lingkungan,” kata Suparjo di lokasi, dikutip dari infoJateng.
Menurut dia, sendang itu menjadi sumber kehidupan masyarakat. Ada ratusan rumah yang memanfaatkan air dari sendang tersebut. Mereka menyedot air dari sendang itu. Saat kemarau pun sendang itu tidak pernah kering.
“Sumber ini digunakan untuk seluruh masyarakat di sini. Pernah mau dibeli dari produksi air beberapa miliar berapun tidak dijual,” kata dia.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Tokoh Sedulur Sikep, Gunretno, mengatakan hari ini bersama dengan warga di lereng Pegunungan Kendeng menggelar acara bersih dan doa bersama di sendang. Menurutnya sendang yang ada di Desa Sukolilo menjadi sumber kehidupan warga.
“Kami mengajak sedulur semua supaya memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Jadi hidup butuh bernafas, butuh minum, lah itu butuh bagaimana caranya air itu tetap lancar. Karena ketika hujan yang menampung adalah gunung tersebut,” kata Gunretno.
Menurut dia, kondisi hutan dan Pegunungan Kendeng sudah rusak. Banyak penggundulan hingga penambangan yang merusak alam. Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada masyarakat untuk peduli terhadap kondisi lingkungan pegunungan Kendeng.
“Karena kegundulan hutan dan situasi rusak, sekarang agar awalnya jernih kena lumpur setiap tahun tiga kali dibersihkan dan dan disyukuri. Karena ini pun air untuk mencukupi semua,” ujar dia.
Dia mengatakan perjuangan tidak hanya menolak pendirian pabrik semen hingga penambangan, akan tetapi juga peduli merawat kondisi lingkungan yang hari semakin rusak.
“Harapan memang karena situasi sekarang jelas semua pada merasakan seperti banjir Sumatera harapannya setelah berjuang tidak soal penolakan pabrik semen, tidak soal penggundulan hutan, itu memang Sedulur fungsi daripada Kendeng itu berhubungan kehidupan masyarakat tidak tergantung dengan siapa-siapa, tapi memang harus ada penghijauan,” ujar dia.
***
Selengkapnya klik di
