Tensi tinggi antara Jepang dan China terus berlanjut dan berdampak signifikan terhadap pariwisata. Jumlah pemesanan perjalanan melalui agen mengalami penurunan drastis.
Transaksi wisata melalui East Japan International Travel Service, yang berbasis di Tokyo, lesu sejak Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyinggung soal keberpihakan Jepang pada Taiwan, China mengeluarkan travel warning bagi warganya. Perusahaan yang berfokus melayani turis China itu kehilangan 80% pemesanan untuk sisa tahun ini.
“Ini kerugian besar bagi kami” kata Yu Jinxin, wakil presiden East Japan International Travel Service dikutip dari Reuters, Kamis (20/11/2025).
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Jepang. Berdasarkan laporan World Travel & Tourism Council (WTTC), sektor ini berkontribusi sekitar 7% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang.
Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata juga menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, terutama melalui peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, ekspansi industri perhotelan, serta meningkatnya konsumsi di sektor transportasi, kuliner, dan ritel. Dengan kontribusi yang stabil dan efek berganda yang kuat, pariwisata menjadi salah satu tulang punggung penting dalam struktur ekonomi modern Jepang.
Pengaruh itu datang dari turis-turis China China daratan dan Hong Kong. Berdasarkan data resmi, kelompok wisatawan ini mencapai sekitar seperlima dari seluruh kedatangan turis global.
Nomura Research Institute memperkirakan travel warning mengakibatkan kerugian sekitar 2,2 triliun yen per tahun. Bukan hanya agen perjalanan. yang terdampak oleh travel warning itu, tetapi saham-saham perusahaan pariwisata juga terdampak. Ya, saham-saham perusahaan yang terkait dengan pariwisata di Jepang anjlok sejak peringatan dikeluarkan pada hari Jumat.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Selain itu, maskapai penerbangan juga terimbas. Lebih dari 10 maskapai penerbangan China telah menawarkan pengembalian dana untuk rute-rute tujuan Jepang hingga 31 Desember, dengan seorang analis maskapai memperkirakan sekitar 500.000 tiket telah dibatalkan.
Operator tur Yu mengatakan perusahaannya telah mampu mengatasi ketegangan yang terjadi sebelumnya antara kedua negara tetangga, seperti keputusan Tokyo untuk menasionalisasi pulau-pulau yang disengketakan pada 2012 yang memicu protes anti-Jepang massal di seluruh China.
Namun, krisis yang berlarut-larut kali ini bisa sangat menghancurkan bisnisnya.
“Jika ini berlangsung selama satu atau dua bulan, kami bisa mengatasinya, tetapi jika situasinya terus memburuk, tentu saja akan berdampak besar pada bisnis kami,” kata dia.
