Perjalanan yang seharusnya penuh sukacita berubah jadi mimpi buruk bagi Jonathan Arthur dan keluarganya. Gara-gara gigitan serangga di tubuh anak mereka, satu keluarga ini dilarang naik pesawat British Airways dari Shanghai menuju London.
Mengutip The Independent, Jumat (16/5/2025) Jonathan Arthur (34) dan istrinya, Xun Sun (35), seharusnya terbang ke Inggris untuk menghadiri pernikahan keluarga. Namun, setibanya di gerbang keberangkatan di Bandara Internasional Pudong, Shanghai, mereka menemui masalah yang tak disangka-sangka.
Saat menunggu naik ke pesawat, pasangan tersebut menyadari adanya bekas gigitan serangga pada anak, Joseph (1). Khawatir kondisi Joseph, mereka bertanya kepada staf British Airways di gate soal obat alergi.
Alih-alih mendapatkan pengarahan dari staf, keluarga tersebut justru mendapatkan persoalan yang rumit. Staf check-in memutuskan untuk menghubungi layanan medis spesialis.
Hasilnya, medis menyarankan agar Joseph tidak ikut terbang karena khawatir ruam tersebut adalah reaksi alergi terhadap kacang, alergen yang memang diketahui sensitif bagi Joseph. Staf khawatir, jika benar itu alergi kondisinya bisa memburuk saat berada di udara.
“Mereka bilang kami butuh surat dokter yang menyatakan Joseph layak terbang,” kata pasangan tersebut.
Akhirnya, mereka dikawal keluar dari area keberangkatan. Ironisnya, setelah mengoleskan krim gigitan sesuai saran staf medis bandara, ruam di kulit Joseph menghilang dalam waktu 10 hingga 15 menit.
Tim medis bandara bahkan mengatakan jika gejalanya membaik, seharusnya mereka bisa naik. Tapi, tim medis British Airways tetap bersikeras tanpa surat keterangan, mereka tidak bisa ikut terbang.
Jonathan rugi secara finansial. Dia sudah mengeluarkan 3.000 pound sterling (Rp 58 juta) untuk tiket.
Belum lagi fisik menjadi lebih capek. Karena ditolak terbang, mereka harus menunggu seharian penuh di bandara, lalu membeli tiket maskapai lain yang tidak meminta surat medis.
Menanggapi kejadian itu, juru bicara British Airways mengatakan keputusan itu diambil demi menjaga keselamatan dan kesejahteraan pelanggan. Jubir akan selalu mengikuti arahan atau keputusan dari tim medis mereka.
“Kami mengandalkan masukan dari tim medis profesional untuk memastikan apakah seseorang benar-benar aman untuk terbang, seperti yang kami lakukan dalam kasus ini. Kami paham betapa kecewanya pelanggan kami, tapi keselamatan tetap menjadi prioritas utama kami,” kata jubir maskapai tersebut.
Di situs resminya, British Airways memang menyatakan bahwa izin medis wajib dibawa oleh penumpang yang baru saja sakit, dirawat di rumah sakit, mengalami cedera atau operasi, punya kondisi medis yang belum stabil, membutuhkan oksigen tambahan, atau sedang melakukan perjalanan karena alasan medis.
Selain itu, dalam ketentuan pengangkutan mereka juga disebutkan bahwa maskapai berhak menolak penumpang jika kondisi fisik atau mentalnya dianggap membahayakan diri sendiri, orang lain, atau keselamatan penerbangan.