Thailand telah melarang penjualan alkohol antara pukul 14.00 dan 17.00, dan dari tengah malam hingga pukul 11.00 pagi. Bagi turis atau pedagang yang kedapatan membeli dan minum alkohol di luar jam, akan didenda!
Dilansir dari Daily Mail, Selasa (4/11/2025) walau Thailand dikenal dengan kehidupan malamnya yang meriah, tetap saja turis harus berhati-hati dalam memahami aturan membeli minuman beralkohol. Dalam pengetatan undang-undang alkohol mulai 8 November, individu, bukan hanya penjual, dapat didenda hingga 10.000 baht (sekitar 5,1 juta).
Membeli atau dilayani minuman beralkohol selama jam-jam tersebut, bahkan di minimarket pun dapat dikenakan denda. Mengiklankan atau mempromosikan minuman beralkohol juga dilarang, kecuali untuk tujuan faktual atau edukasi yang diizinkan oleh Kementerian Kesehatan Masyarakat.
Namun, kabar baik bagi wisatawan adalah banyak hotel, restoran, dan tempat hiburan berlisensi yang dikecualikan. Ini artinya turis asing akan tetap dapat minum alkohol di tempat yang tepat.
Aturan alkohol yang ketat di Thailand ini diprediksi tak akan mengurangi minat turis di sana. Karena banyak aktivitas menarik yang ditawarkan Thailand kepada wisatawan selain kehidupan malam dan minum alkoholnya.
Helen Wheat, spesialis destinasi Thailand dari perusahaan perjalanan Travelbag yang berbasis di Inggris, mengatakan pembatasan tersebut seharusnya mendorong wisatawan untuk menikmati aktivitas lain di luar jam minum yang diizinkan. Karena malam hari di Thailand menawarkan lebih banyak keseruan dari sekadar pesta.
“Di Bangkok, Asiatique Riverfront sempurna untuk membeli suvenir dan menikmati bersantap di udara terbuka di tepi sungai. Untuk sesuatu yang sedikit lebih lokal, Pasar Rot Fai (Ratchada) adalah favorit karena kios-kios vintage dan jajanan kaki lima larut malamnya. Lebih jauh ke utara, Sunday Night Walking Street di Chiang Mai menjadi daya tarik bagi wisatawan, dengan kerajinan tangan dan camilan otentik Thailand utara,”
“Jika makanan adalah minat Anda, jangan lewatkan tur malam berpemandu di Pecinan Bangkok (Jalan Yaowarat). Dari sate hingga ketan mangga, ini adalah salah satu cara terbaik untuk merasakan budaya jajanan kaki lima legendaris Thailand. Untuk merasakan budaya, pertunjukan seperti Siam Niramit menghidupkan sejarah dan tradisi Thailand melalui musik, tarian, dan kostum,” paparnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Perubahan undang-undang ini juga bertepatan dengan berkabungnya Thailand atas meninggalnya Ibu Suri Sirikit pada 24 Oktober. Masyarakat diimbau untuk mengenakan pakaian hitam atau warna kalem selama 90 hari, dan warga Thailand akan menjalani masa berkabung selama satu tahun.
Otoritas Pariwisata Thailand memperingatkan para wisatawan bahwa selama negara tetap beroperasi penuh, kegiatan publik, acara, dan operasional bisnis dapat dimodifikasi untuk mencerminkan suasana berkabung nasional sepanjang tahun depan.
Perubahan terbaru pada undang-undang alkohol negara ini bertujuan untuk memastikan lingkungan yang aman dan ramah bagi wisatawan. Wisatawan diimbau untuk minum dengan bijak, menghormati masyarakat setempat, dan memanfaatkan berbagai kegiatan lain yang ditawarkan negara yang luar biasa ini.
