Saat banyak negara gencar mengendalikan jumlah wisatawan demi menjaga lingkungan dan kualitas pengalaman, Arab Saudi justru mengambil arah sebaliknya. Negara kaya minyak itu tengah mendorong wisata massal, dengan target menarik puluhan juta pengunjung setiap tahun.
Dilansir dari Tour and Travel World pada Selasa (10/11/2025), selama ini, pariwisata Saudi identik dengan haji dan umrah, yaitu perjalanan ke kota suci Makkah dan Madinah. Selain itu, sektor wisata lebih banyak menyasar kelas atas dengan resor dan hotel mewah.
Namun, kini Saudi melihat peluang besar di segmen wisatawan kelas menengah, baik dari negara muslim maupun wisatawan internasional.
Menteri Pariwisata Ahmed Al-Khateeb menjelaskan bahwa pemerintah ingin menggandakan jumlah jemaah, dari belasan juta menjadi 30 juta pengunjung per tahun pada 2030. Untuk itu, kapasitas akomodasi di Makkah dan Madinah sedang diperluas.
Jika sebelumnya hotel-hotel di kawasan suci didominasi kelas premium, kini mulai dikembangkan hotel terjangkau dan akomodasi yang ramah peziarah beranggaran terbatas.
Ekspansi wisata Saudi tidak berhenti di kota suci. Pemerintah Saudi juga mengembangkan destinasi baru, termasuk Pulau Shebara di Laut Merah, yang akan dibangun menjadi kawasan resor dengan 10 hotel baru.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Berbeda dari resor mewah yang bisa menelan biaya Rp 30 juta per malam, destinasi ini dirancang lebih terjangkau, sehingga wisatawan dapat menikmati pantai dan laut tanpa biaya berlebihan. Keindahan pesisir Laut Merah dengan pasir putih, perairan bening, dan terumbu karang, mulai diangkat sebagai ikon wisata baru.
Untuk memudahkan wisatawan datang, Arab Saudi juga tengah menyiapkan sistem visa tunggal mirip Schengen untuk negara-negara teluk. Bila rencana itu berjalan pada 2026-2027, wisatawan cukup menggunakan satu visa untuk traveling ke Arab Saudi, Qatar, UEA, Kuwait, Bahrain, dan Oman.
Langkah itu diperkirakan mengubah peta pariwisata Timur Tengah, menjadikan kawasan ini lebih kompetitif melawan Asia Tenggara dan Eropa.
Meski membuka pintu bagi wisata massal, Arab Saudi tidak meninggalkan sektor wisata mewah. Pendekatannya adalah dua jalur:
pariwisata premium sebagai simbol internasional, dan pariwisata kelas menengah sebagai motor ekonomi.
Dengan menggabungkan keduanya, pemerintah berharap pariwisata dapat memperluas lapangan kerja, mendatangkan maskapai penerbangan internasional, mempercepat pertumbuhan kota baru dan menambah kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional.
