Rentetan keluhan hingga petisi keterlambatan penerbangan oleh penumpang direspons maskapai Ryanair. Manajemen Ryanair mengimbau para penumpang untuk mengirimkan keluhan langsung melalui email kepada Menteri Transportasi Inggris Raya, Heidi Alexander.
Maskapai yang berbasis di Dublin, Irlandia itu bersikukuh penyebab keterlambatan penerbangan bukan dari maskapai, namun ada keteledoran pemerintah.
Ryanair pun meminta agar keluhan itu disampaikan langsung kepada pemerintah. Caranya, mengirim email kepada menteri terkait.
Ryanair telah mempublikasikan alamat email si menteri di situs web yang diberi nama ‘Air Traffic Control Ruined Your Flight’ atau ‘Layanan Pengatur Lalu Lintas Udara Merusak Penerbangan Anda’. Sejatinya, alamat email tersebut terbuka untuk umum.
Ryanair mengakui sekitar 5.782 penerbangan mereka yang terdampak penundaan akibat masalah dari penyedia layanan ATC di Inggris, Nats, sejak awal tahun hingga 1 September lalu. Ryanair pun mendesak Alexander untuk memperbaiki Nats. Ryanair menilai ketidakberesan Nats itu dikarenakan oleh perusahaan salah urus dan kekurangan staf.
Nah, pemerintah memiliki saham terbesar di perusahaan publik-swasta itu, yakni sebesar 49 persen. Pemerintah juga memiliki saham emas yang memberikan kontrol tambahan.
“Tidak dapat diterima bahwa salah urus dan kekurangan staf di layanan ATC Nats terus menyebabkan gangguan pada penerbangan dan penumpang di Inggris,” ujar Direktur Komunikasi Ryanair, Jade Kirwan, seperti dilansir Independent, Rabu (20/9/2025).
“Tahun ini saja, lebih dari satu juta penumpang Ryanair, banyak di antaranya bepergian untuk liburan bersama keluarga muda, telah menderita penundaan ATC yang tidak perlu dan seharusnya bisa dihindari. Semua ini karena Menteri Alexander belum mengambil tindakan untuk memastikan layanan ATC Inggris memiliki staf yang memadai,” dia menambahkan.
Ryanair berharap Alexander untuk segera memperbaiki layanan ATC nasional mereka dan menghentikan penundaan ATC yang tidak perlu itu.
Nats menolak untuk memberikan komentar. Namun, baru-baru ini Nats mengutip data dari badan manajemen lalu lintas udara Eropa, Eurocontrol.
Data itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut menangani 23,7% dari lalu lintas udara Eropa pada bulan Juli 2025 dan bertanggung jawab atas 1,8% dari penundaan penerbangan.
Belakangan, banyak penumpang Ryanair yang membagikan pengalaman buruk mereka di media sosial, dari penantian di bandara berjam-jam, kehilangan koneksi penerbangan, hingga adanya keluarga muda yang terpaksa membatalkan liburan. Mereka menyoroti kurangnya informasi dan tanggung jawab dari NATS sebagai penyedia ATC.
Sejumlah penumpang bahkan menulis surat terbuka dan membuat petisi online yang menuntut perbaikan layanan ATC. Mereka meminta kompensasi atau penjelasan langsung dari Menteri Transportasi atas gangguan yang mereka alami.
Di beberapa bandara, penumpang yang frustrasi sempat menggelar aksi spontan dan memprotes lambatnya respons otoritas. Mereka menuntut transparansi dan adanya rencana konkret untuk mengatasi penundaan berulang.