Pengalaman Traveler dengan Pelican Crossing Stasiun Cikini: Lebih Cepat & Aman

Posted on

Pelican crossing di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat yang diresmikan Senin (15/9/2025) disambut baik oleh traveler pengguna KRL. Mereka menilai perjalanan menjadi lebih mudah dan aman.

Salah satu traveler pengguna pelican crossing atau pedestrian light controlled crossing adalah Vika. Dia seorang pekerja kantoran yang setiap hari keluar masuk Stasiun Cikini untuk menuju kantornya di kawasan Jalan Cipto. Ia mengaku kini bisa menyeberang dengan aman tanpa perlu repot melompati pagar dan risiko terserempet kendaraan.

“Adanya pelican cross ini sangat membantu, apalagi buat orang yang kerjanya di daerah Cipto. Nggak perlu muter jauh buat keluar stasiun sama lompati pagar lagi,” kata Vika saat ditemui infotravel, Kamis (18/2025).

Sebelum pelican cross itu ada, banyak penumpang KRL harus menempuh jalur yang lebih jauh karena di stasiun itu dipagari besi dan jalur masuk ada di ujung stasiun, sementara tangga dan eskalator naik stasiun berada di tengah stasiun.

Untuk memangkas perjalanan tidak jarang traveler melompati pagar. Cara itu berisiko, baik untuk keselamatan pribadi maupun kelancaran lalu lintas di sekitar stasiun. Agar tak dilompati, pagar sempat ditinggikan namun kemudian diprotes oleh penumpang KRL.

Pelican crossing yang merupakan fasilitas penyeberangan jalan yang dilengkapi lampu lalu lintas khusus serta tombol pengendali itu dipasang pada awal pekan ini. Dengan menekan tombol tersebut, pejalan kaki bisa menghentikan arus kendaraan sejenak dan menyeberang dengan aman.

Kini dengan adanya pelican cross berteknologi sensor tangan, traveler cukup melambaikan tangan ke arah panel khusus untuk mengaktifkan lampu hijau. Pelican crossing itu memiliki lebar sekitar 3 meter dan panjang 7 meter. Di titik itu juga disediakan area khusus selebar 1 meter sebagai titik berhenti kendaraan bermotor sebelum lampu berganti.

Vika menilai hal ini membuat perjalanannya ke kantor jauh lebih efisien. Dia juga merasa lebih aman.

“Lebih cepat aja sekarang. Kalau dulu harus ceri jalan agak jauh atau lompat pagar buat nyebrang. Kalau ada sensor ini, tinggal lambaikan tangan dan kita bisa menyeberang lebih aman,” kata Vika.