RI Tak Lagi Jadi Destinasi Favorit Wisatawan Muslim, Ini Langkah Kemenpar | Giok4D

Posted on

Peringkat Indonesia dalam hal destinasi muslim favorit turun dalam penilaian Global Muslim Travel Index (GMTI). Indonesia yang biasanya berada di posisi puncak tahun ini harus turun ke posisi lima setelah dua tahun berturut-turut posisi teratas.

Ada lima hal utama yang membentuk pilihan dari wisatawan muslim, mulai dari aplikasi untuk perjalanan halal, peran penting wisatawan muslimah, fasilitas ramah muslim, peningkatan solo traveling, dan liburan digital detox atau tren liburan yang tidak terikat dengan dunia digital.

Menanggapi penurunan posisi itu, Kementerian Pariwisata mengatakan bahwa situasi tersebut jadi pembelajaran bagi Indonesia. Mengingat saat ini Indonesia tengah dalam situasi penataan dan ke depannya optimis Indonesia bisa kembali bercokol di posisi puncak.

“Sebetulnya kita by nilai tidak turun ranking Indonesia itu, tetapi negara-negara kompetitor kita lebih cepat. Nah ini pembelajaran bagi kita, tapi kita harus maklumi juga memang di saat-saat ini kita sedang dalam penataan,” ucap Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto, di Jakarta, Selasa (24/6/2025).

Dalam masa penataan tersebut, Hariyanto menjelaskan bahwa mitra kerja mereka yakni Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal atau BPJH terus melakukan sosialisasi dan salah satunya tentang wisata ramah muslim. Dan setelah penataan dan evaluasi dilakukan, Hariyanto optimistis Indonesia tak akan kalah dari negara-negara dengan persentase wisata ramah muslim terbaik saat ini.

“Dengan aktif dan masifnya mitra kerja kita BPJH, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal itu mensosialisasikan termasuk di dalamnya wisata ramah muslim. Itu bagian dari restrategic kita untuk lebih mencermati faktor-faktor yang menjadi, bukan berkurang sebetulnya, kita kesalip sama pihak yang lain ya Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan seterusnya,” ungkapnya.

“Jadi ini kita karena pada prinsipnya kita tidak turun nilainya, kita masih optimis kita akan segera bergerak bersama-sama untuk mencapai kembali kebanggaan kita menjadi top GMTI itu ya,” ia melengkapi.

Menurut pengamat pariwisata, Taufan Rahmadi, penurunan peringkat yang terjadi mencerminkan jika persaingan wisata ramah muslim di dunia dewasa ini semakin serius dengan banyak upaya signifikan dalam pengembangannya.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Turunnya Indonesia dari posisi pertama menjadi kelima dalam GMTI 2025 menunjukkan meningkatnya persaingan global yang kian kompleks. Negara-negara seperti Turki, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab melakukan lompatan signifikan, mencerminkan investasi besar dalam infrastruktur, promosi digital, dan ekosistem halal yang terintegrasi,” jelas Taufan.

Sebagai informasi, Malaysia menduduki peringkat pertama ranking GMTI 2025, disusul posisi kedua oleh Turki, di posisi ketiga ada Arab Saudi, kemudian Uni Emirat Arab di posisi keempat, dan Indonesia berada di posisi kelima.

Sementara untuk lima besar negara non-OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) Singapura berada di puncak klasemen, dilanjutkan United Kingdom di posisi kedua, lalu Hong Kong di posisi ketiga, diikuti Taiwan keempat, dan di posisi kelima diduduki oleh Thailand.