Layanan Warisan Korea mempertanyakan pemerintah Kota Seoul yang merevisi batas ketinggian untuk zona pembangunan kembali Distrik Sewoon No 4. Pemerintah Korea Selatan melonggarkan batas ketinggian dari sebelumnya 71,9 meter menjadi 141,9 meter di sisi Cheonggyecheon.
Gedung ini rupanya berseberangan dengan Jongmyo, salah satu situs warisan dunia UNESCO.
Dalam website UNESCO dituliskan jika Jongmyo adalah kuil kerajaan Konfusianisme tertua dan paling autentik yang telah dilestarikan. Didedikasikan untuk para leluhur Dinasti Joseon (1392-1910), kuil ini terjaga bentuknya sejak abad ke-16 dan menyimpan prasasti-prasasti berisi ajaran-ajaran anggota keluarga kerajaan terdahulu.
Diberitakan Korea Herald, Kamis (6/1/2025) perubahan batas ketinggian ini diprotes keras oleh Layanan Warisan Korea. Mereka menyatakan penyesalan mendalam bahwa Seoul mengubah dan mengumumkan rencana pembangunan kembali tanpa menerapkan prosedur yang direkomendasikan UNESCO.
Badan tersebut menekankan, bahwa ketentuan awal UNESCO menyatakan tidak boleh ada bangunan tinggi yang diizinkan di dekat Jongmyo yang dapat mempengaruhi lanskapnya. Mereka juga mencatat bahwa UNESCO telah merekomendasikan Penilaian Dampak Warisan untuk pembangunan kembali Sewoon.
“Kami meminta agar batas ketinggian yang ada dipertahankan dan agar penilaian diselesaikan serta hasilnya tercermin,” kata Layanan Warisan Korea.
Pemerintah kota pun beragumen bahwa pembangunan yang dicanangkan terletak sekitar 180 meter dari Jongmyo, di luar zona lindung 100 meter berdasarkan peraturan setempat.
“Rencana kami berada di luar cakupan peraturan, sehingga perubahan sulit dilakukan,” kata seorang pejabat dari tim revitalisasi Sewoon.
Namun, para ahli berpendapat bahwa standar global berbeda-beda. UNESCO mendorong evaluasi yang lebih luas terhadap koridor visual dan konteks budaya, bukan hanya batasan hukum.
Seorang profesor arsitektur mencatat bahwa UNESCO telah memberikan perhatian khusus pada pengelolaan warisan budaya dan jika kota melanjutkan dengan peningkatan batas ketinggian 142 meter, UNESCO akan turun tangan.
Ini bukanlah ketegangan pertama yang antar lembaga karena pembangunan di kawasan situs Unesco.
Pada tahun 2021, apartemen di dekat makam kerajaan Jangneung yang terdaftar di UNESCO di Gimpo, Provinsi Gyeonggi, memicu kontroversi setelah konstruksi dilanjutkan tanpa tinjauan yang memadai. Meskipun perintah penghentian telah dikeluarkan, warga mulai pindah ke apartemen baru pada tahun 2022, yang memicu kekhawatiran bahwa kepentingan pembangunan dapat melampaui perlindungan warisan.
UNESCO kemudian menyatakan bahwa kasus Jangneung menimbulkan kekhawatiran tentang dampak negatif terhadap nilai lanskap budaya dan memperingatkan risiko serupa di tempat lain.
Pada tahun 2021, kelompok warga menentang rencana pembangunan gedung-gedung tinggi di dekat Jeongneung, makam kerajaan lain dari era Joseon, yang akhirnya mendorong penyesuaian serta pengurangan skala pembangunan kembali.
