Kaleidoskop infoTravel di bulan Februari 2025 diramaikan oleh berita tempat wisata yang dulu terkenal, tapi sekarang hanya tinggal menyisakan reruntuhan.
Bulan Februari, pemberitaan infoTravel diramaikan dengan kabar terbaru dari 9 tempat wisata di Indonesia yang dulu ramai tapi sekarang tinggal kenangan. Selain itu, ada juga tentang kondisi sekuriti Finns Beach Club usai dihajar 4 turis asing. Berikut ulasan lengkapnya:
Bagi banyak orang, tempat wisata tak hanya sekadar wahana untuk seru-seruan dan melepas penat. Lebih dari itu, ada banyak kenangan yang tersimpan di memori saat berkunjung ke tempat tersebut.
Sayangnya, ada sejumlah tempat wisata yang kini ditutup permanen sehingga tidak bisa lagi dikunjungi. Berdasarkan catatan infoTravel, berikut 9 tempat wisata yang dulu terkenal tapi kini sudah tidak beroperasi:
1. Kampung Gajah Wonderland
2. Snowbay Waterpark TMII
3. Taman Remaja Surabaya
4. Taman Festival Bali
5. Taman Ria Senayan
6. Depok Fantasi Waterpark
7. Wonderia Semarang
8. THR Sriwedari Solo
Ada sejumlah barang di dalam pesawat yang ternyata boleh dibawa pulang oleh penumpang. Dilansir dari laman Simple Flying, berikut 8 barang tersebut:
1. Hand Sanitizer
2. Masker Mata
3. Kaus kaki
4. Earplug
5. Piyama
6. Sandal
7. Amenity kit
8. Kantong muntah
Adapun barang-barang di pesawat yang tidak boleh dibawa pulang penumpang, yakni:
1. Selimut
2. Bantal
3. Life jacket (jaket pelampung)
4. Kartu keselamatan pesawat (safety card)
5. Headphone
Petugas Bandara Dublin di Irlandia, John menyarankan wisatawan untuk melepas pita yang sering diikatkan pada koper. Mengutip laman RSVP Live, hal ini bisa menyebabkan keterlambatan dalam membawa koper ke pesawat.
“Pita yang diikatkan orang pada koper mereka yang membantu mengidentifikasi mereka bisa menyebabkan masalah saat koper dipindai di aula bagasi. Jika tas tidak dapat dipindai secara otomatis, tas tersebut dapat diproses secara manual, yang berarti tas Anda tidak dapat dibawa ke penerbangan,” kata John.
“Melepaskan stiker lama dari tas juga merupakan ide bagus. Hal tersebut bisa menyebabkan kebingungan pada proses pemindaian,” dia menambahkan.
Selain menghindari ikatan pita pada koper, John juga menyarankan roda koper diarahkan ke atas saat dimasukkan ke bagasi. Posisi ini mencegah kerusakan pada koper selama berada di bagasi.
Seorang pendaki Gunung Slamet kehilangan tas carrier beserta isinya di Pos 3 jalur pendakian Bambangan, Purbalingga. Tas itu diduga dicuri oleh pendaki asal Bandung yang baru saja dikenalnya.
Kecurigaan pendaki bernama AN itu bukan tanpa alasan. Pendaki lain melihat ada orang yang turun dengan membawa tas dengan ukuran tidak wajar.
“Dia berusaha mencari tanya ke teman-teman yang ada di area Pos 3 salah satu pendaki ada yang ngomong katanya lihat, ada salah satu anak yang bawa tas gede banget, ditanya katanya bawa sampah,” kata Supervisor Site Gunung Slamet Perhutani Alam Wisata Wilayah Barat, Sugeng Utomo, Jumat (7/2/2025).
Beruntung, AN sempat berkenalan dengan pendaki yang diduga mencuri tersebut, bahkan makan malam bersama. Pelaku saat itu juga menyebutkan nama aslinya, Bayu.
“Berbekal dari itu, AN bersama teman lainnya mencari tahu apa ada yang registrasi atas nama Bayu. Dicari ketemu form registrasinya. Berbekal dari situ, kemudian korban mencari informasi dan alamatnya di Bandung, lalu disusul sampai sana. Ternyata pas sampai rumahnya, tasnya ditemukan,” lanjut dia.
Persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak berlanjut ke jalur hukum. Namun korban tetap melaporkan semua temuannya ke pihak basecamp pengelola jalur pendakian.
Forum Lingkar Gunung Slamet mem-blacklist kemudian menjatuhkan sanksi ke pelaku dengan hukuman dilarang mendaki Gunung Slamet seumur hidup.
Menurut beberapa sumber industri penerbangan, termasuk Asosiasi Pekerja Amerika serta beberapa pramugari maskapai internasional yang dikutip dari InsideHook, AFAR, dan The Mirror, berikut beberapa alasan mengapa pramugari tidak bersedia mengangkat koper penumpang ke kabin:
Tanggung jawab utama pramugari adalah memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan, bukan mengangkat koper ke bagasi kabin. Taylor Garland, juru bicara Asosiasi Pekerja Komunikasi Amerika (CWA), menyatakan bahwa pramugari tidak menerima pelatihan untuk menangani barang bawaan penumpang.
Pramugari bernama Kat Kamalani mengatakan mengangkat koper ke kabin bukanlah tugas pramugari. Sebab, cedera yang dialami pramugari tidak ditanggung asuransi.
“Semua orang mengira tugas pramugari adalah mengangkat barang bawaan Anda ke tempat penyimpanan, tetapi bukan itu. Sebenarnya, maskapai kami, dan banyak maskapai lain, memberi tahu Anda ‘jangan lakukan ini’ karena Anda akan mengalami banyak cedera karenanya. Dan Anda bahkan tidak ditanggung asuransi,” kata dia.
Pramugari maskapai Amerika bernama Cierra Mistt dalam postingan TikTok-nya mengatakan, ada maskapai yang tidak membayar pramugari sampai semua penumpang naik dan pintu pesawat ditutup. Selama proses naik pesawat mereka belum dibayar. Jadi, potensi hal buruk yang terjadi, seperti cedera akan dihindari oleh pramugari.
Ternyata, cukup banyak wisatawan Indonesia yang datang liburan ke desa Shirakawago di Jepang. Setidaknya dalam sehari berkunjung, ada sekitar lima puluhan orang turis Indonesia di desa ini.
Ada yang keluarga, ada juga yang dalam rombongan besar termasuk anak-anak. Sebagian besar bermain dengan tumpukan salju, membuat bola salju, tiduran di salju sambil berfoto ria di tengah hujan salju.
Yang menarik, waktu selesai makan roti bakar dan bubur kacang merah di salah satu restoran yang pada dasarnya adalah rumah asli, sesudah membayar, pemiliknya (merangkap kasir) mengucapkan “terimakasih” dengan cukup fasih.
Mungkin karena cukup sering ada turis Indonesia yang datang. Padahal tempat ini cukup jauh, dari Tokyo harus naik Shinkansen beberapa jam ke Kota Kanazawa, lalu naik bus lagi hampir dua jam ke Desa Shirakawago.
Kabar Cristiano Ronaldo mau berkunjung ke Kupang, NTT membuat pemuda Medan bernama Binsar Saragih berbinar-binar. Ia rela menempuh perjalanan panjang dari Medan ke Kupang hanya demi bertemu dengan CR7.
Binsar Saragih nekat berangkat ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), demi melihat langsung sang idola, Cristiano Ronaldo, meskipun tidak memiliki sanak saudara di Kupang.
Pria berusia 27 tahun itu rela menempuh perjalanan selama tujuh jam dari Medan ke Kupang hanya untuk bertemu dengan megabintang sepakbola tersebut,.
Namun, kedatangan pemain Al-Nassr ke Kupang itu ternyata hanya kabar hoaks belaka. Nampaknya kabar itu memang benar, karena hingga Rabu (19/2) CR7 belum tiba juga di Jakarta.
Dikutip dari Independent UK pada Kamis (27/2/2025), turis pria asal Inggris ketahuan overstay di Thailand. Turis yang tak disebutkan namanya itu awalnya tiba di negeri gajah putih dengan visa liburan pada 9 Januari 2000.
Namun karena kelewat nyaman, dia overstay di Thailand sampai 25 tahun lamanya. Pria itu lantas ditangkap Imigrasi di Chiang Mai, kota terbesar di Thailand utara, tempat ia tinggal selama 12 tahun terakhir.
Setelah ditelusuri, selama 13 tahun pertama, pria itu membangun kehidupan dengan seorang wanita Thailand di Bangkok. Bersama perempuan itu, dia memiliki seorang anak.
Kemudian, 12 tahun lalu mereka pindah ke Chiang Mai karena alasan ekonomi. Pria itu tidak memiliki pekerjaan, sehingga hidup dari uang dari keluarganya di Inggris.
Polisi Thailand mengatakan itu adalah “rekor” melewati batas visa, memecahkan rekor sebelumnya dari seorang pria Pakistan yang melewati batas visanya selama 10 tahun, menurut kantor berita AFP. Dia kemudian dideportasi pulang ke Inggris.
Pawang buaya bernama Baco Dg Rani menagih tanggung jawab dari warga yang mengaku sebagai keluarga buaya di wisata Cimory, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Warga yang mengaku-ngaku sebagai keluarga si buaya meminta Baco Dg Rani untuk mengevakuasi buaya tersebut dari tempat penitipan sementara di wisata Cimory, Gowa.
Namun ketika hendak melakukan ritual untuk berkomunikasi dan membawa pulang si buaya, Baco Dg Rani malah diterkam oleh buaya tersebut.
Akibat terkaman buaya itu, korban mengalami luka robek dan patah tulang pada tangan kanannya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Jalan Tun Abdul Razak, Gowa.
Menantu korban, Nurmiati (42) mengatakan warga yang mengaku sebagai keluarga si buaya siap untuk bertanggung jawab. Namun setelah insiden itu terjadi, warga tersebut kini menghilang tanpa kabar.
“Itu yang kami cari (warga yang mengaku sebagai keluarga buaya). Beberapa hari ini tidak ada kabarnya padahal yang kami tahu itu kan (korban) dijemput, dijemput baik-baik itu bapak, dijemput untuk ke sana (Cimory),” ucap Nurmiati, Rabu (19/2/2025).
Namun setelah kejadian korban diterkam buaya justru warga yang mengaku keluarga dari si buaya tersebut malah menghilang.
Keributan terjadi di Finns Beach Club Bali antara sekelompok bule dan empat sekuriti. Bule-bule itu menghajar sekuriti hingga mengalami luka serius.
Insiden itu terjadi pada Selasa (11/2). Kasi Humas Polres Badung Ipda Putu Sukarma mengatakan para sekuriti sudah mendapatkan penanganan tim medis seusai insiden itu.
Korban berinisial KBYD mengalami luka serius di wajah hingga gigi bawah patah, hidung keluar darah, dan kepala belakang robek. “Sudah ditangani di Klinik Hydro di Tegal Gundul, Tibubeneng,” jelas Sukarma, Rabu (12/2/2025).
Sekuriti lain yang mengalami luka yaitu, GDW bengkak di belakang telinga kiri, dan lecet di pipi. Kemudian, LR luka gigitan di tangan kiri dan lecet di siku tangan, serta GNAS yang lebam pada pipi kanan.
Selain empat korban, ada satu lagi sekuriti yang terlibat keributan, yakni WAJ. Dia merupakan salah satu sekuriti yang melihat keributan pelaku di dalam kelab. WAJ dan sejumlah sekuriti lain di lokasi melihat keributan itu berusaha melerai, tapi tamu bule itu tak terima.
Tiba-tiba, ada empat pria bule datang lalu memukuli dia dan sekuriti lain di sana. Setelah mengeroyok membabi buta, kelompok WNA yang belum diketahui asalnya itu kabur ke utara arah Jalan Pantai Berawa.
1. 9 Tempat Wisata Indonesia yang Dulu Terkenal, Kini Tinggal Kenangan
2. Ini 8 Barang di Pesawat yang Boleh Dibawa Pulang Penumpang
3. Jangan Ikat Pita pada Koper yang Masuk Bagasi, Pokoknya Jangan!
4. Pendaki Maling Gunung Slamet Dicari Sampai Rumah, Ketemu di Bandung
5. Ini Alasan Pramugari Tak Mau Bantu Angkat Koper Penumpang ke Kabin
Tugas Utama Pramugari Bukan Mengangkat Barang Bawaan
Risiko Cedera yang Tidak Ditanggung Asuransi
Ada Pramugari yang Tidak Dibayar Sampai Pesawat Ditutup
6. Ucapan ‘Terima Kasih’ Penduduk Shirakawago Jepang ke Turis Indonesia
7. Jauh-jauh dari Medan ke Kupang demi Bertemu Cristiano Ronaldo, tapi…
8. Turis Dapat Visa 30 Hari, eh Terlalu Nyaman Sampai Overstay 25 Tahun
9. Pawang yang Diterkam Buaya di Gowa Minta Perwakilan Keluarga Tanggung Jawab
10. 4 Sekuriti Finns Beach Club Dihajar 4 Bule
Ternyata, cukup banyak wisatawan Indonesia yang datang liburan ke desa Shirakawago di Jepang. Setidaknya dalam sehari berkunjung, ada sekitar lima puluhan orang turis Indonesia di desa ini.
Ada yang keluarga, ada juga yang dalam rombongan besar termasuk anak-anak. Sebagian besar bermain dengan tumpukan salju, membuat bola salju, tiduran di salju sambil berfoto ria di tengah hujan salju.
Yang menarik, waktu selesai makan roti bakar dan bubur kacang merah di salah satu restoran yang pada dasarnya adalah rumah asli, sesudah membayar, pemiliknya (merangkap kasir) mengucapkan “terimakasih” dengan cukup fasih.
Mungkin karena cukup sering ada turis Indonesia yang datang. Padahal tempat ini cukup jauh, dari Tokyo harus naik Shinkansen beberapa jam ke Kota Kanazawa, lalu naik bus lagi hampir dua jam ke Desa Shirakawago.
Kabar Cristiano Ronaldo mau berkunjung ke Kupang, NTT membuat pemuda Medan bernama Binsar Saragih berbinar-binar. Ia rela menempuh perjalanan panjang dari Medan ke Kupang hanya demi bertemu dengan CR7.
Binsar Saragih nekat berangkat ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), demi melihat langsung sang idola, Cristiano Ronaldo, meskipun tidak memiliki sanak saudara di Kupang.
Pria berusia 27 tahun itu rela menempuh perjalanan selama tujuh jam dari Medan ke Kupang hanya untuk bertemu dengan megabintang sepakbola tersebut,.
Namun, kedatangan pemain Al-Nassr ke Kupang itu ternyata hanya kabar hoaks belaka. Nampaknya kabar itu memang benar, karena hingga Rabu (19/2) CR7 belum tiba juga di Jakarta.
Dikutip dari Independent UK pada Kamis (27/2/2025), turis pria asal Inggris ketahuan overstay di Thailand. Turis yang tak disebutkan namanya itu awalnya tiba di negeri gajah putih dengan visa liburan pada 9 Januari 2000.
Namun karena kelewat nyaman, dia overstay di Thailand sampai 25 tahun lamanya. Pria itu lantas ditangkap Imigrasi di Chiang Mai, kota terbesar di Thailand utara, tempat ia tinggal selama 12 tahun terakhir.
Setelah ditelusuri, selama 13 tahun pertama, pria itu membangun kehidupan dengan seorang wanita Thailand di Bangkok. Bersama perempuan itu, dia memiliki seorang anak.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Kemudian, 12 tahun lalu mereka pindah ke Chiang Mai karena alasan ekonomi. Pria itu tidak memiliki pekerjaan, sehingga hidup dari uang dari keluarganya di Inggris.
Polisi Thailand mengatakan itu adalah “rekor” melewati batas visa, memecahkan rekor sebelumnya dari seorang pria Pakistan yang melewati batas visanya selama 10 tahun, menurut kantor berita AFP. Dia kemudian dideportasi pulang ke Inggris.
Pawang buaya bernama Baco Dg Rani menagih tanggung jawab dari warga yang mengaku sebagai keluarga buaya di wisata Cimory, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Warga yang mengaku-ngaku sebagai keluarga si buaya meminta Baco Dg Rani untuk mengevakuasi buaya tersebut dari tempat penitipan sementara di wisata Cimory, Gowa.
Namun ketika hendak melakukan ritual untuk berkomunikasi dan membawa pulang si buaya, Baco Dg Rani malah diterkam oleh buaya tersebut.
Akibat terkaman buaya itu, korban mengalami luka robek dan patah tulang pada tangan kanannya. Korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah di Jalan Tun Abdul Razak, Gowa.
Menantu korban, Nurmiati (42) mengatakan warga yang mengaku sebagai keluarga si buaya siap untuk bertanggung jawab. Namun setelah insiden itu terjadi, warga tersebut kini menghilang tanpa kabar.
“Itu yang kami cari (warga yang mengaku sebagai keluarga buaya). Beberapa hari ini tidak ada kabarnya padahal yang kami tahu itu kan (korban) dijemput, dijemput baik-baik itu bapak, dijemput untuk ke sana (Cimory),” ucap Nurmiati, Rabu (19/2/2025).
Namun setelah kejadian korban diterkam buaya justru warga yang mengaku keluarga dari si buaya tersebut malah menghilang.
Keributan terjadi di Finns Beach Club Bali antara sekelompok bule dan empat sekuriti. Bule-bule itu menghajar sekuriti hingga mengalami luka serius.
Insiden itu terjadi pada Selasa (11/2). Kasi Humas Polres Badung Ipda Putu Sukarma mengatakan para sekuriti sudah mendapatkan penanganan tim medis seusai insiden itu.
Korban berinisial KBYD mengalami luka serius di wajah hingga gigi bawah patah, hidung keluar darah, dan kepala belakang robek. “Sudah ditangani di Klinik Hydro di Tegal Gundul, Tibubeneng,” jelas Sukarma, Rabu (12/2/2025).
Sekuriti lain yang mengalami luka yaitu, GDW bengkak di belakang telinga kiri, dan lecet di pipi. Kemudian, LR luka gigitan di tangan kiri dan lecet di siku tangan, serta GNAS yang lebam pada pipi kanan.
Selain empat korban, ada satu lagi sekuriti yang terlibat keributan, yakni WAJ. Dia merupakan salah satu sekuriti yang melihat keributan pelaku di dalam kelab. WAJ dan sejumlah sekuriti lain di lokasi melihat keributan itu berusaha melerai, tapi tamu bule itu tak terima.
Tiba-tiba, ada empat pria bule datang lalu memukuli dia dan sekuriti lain di sana. Setelah mengeroyok membabi buta, kelompok WNA yang belum diketahui asalnya itu kabur ke utara arah Jalan Pantai Berawa.
