Kebakaran yang dialami oleh Bandara Heathrow pada 21 Maret menyebabkan kekacauan perjalanan. Di saat bersamaan, bos bandara terbukti tidur dengan lelap.
Dikutip dari Independent, Kamis (29/5/2025), kebakaran itu menyebabkan penutupan Bandara Heathrow. Efek domino lainnya, sebanyak 1.400 penerbangan dibatalkan dan 120 pesawat dialihkan. Secara umum, sebanyak dari 200.000 orang terdampak.
Insiden itu disebabkan oleh gardu listrik yang terbakar. Alarm protokol yang dikenal sebagai F24 berbunyi.
Javier Echave, kepala operator operasi, menghubungi CEO Thomas Woldbye. Namun saat itu, dia tidak merespons.
Sebagai kepala operator operasi, Echave memutuskan untuk menutup bandara pada hari itu. Kendati sudah membuat keputusan, dia terus mencoba menghubungi Woldboy.
Setelah insiden itu berlalu, Ruth Kelly, direktur non-eksekutif Heathrow, mengungkapkan apa yang terjadi saat itu.
“Woldbye menggunakan mode senyap di teleponnya. Meski berada di meja samping tempat tidur, panggilan telepon atau alarm F24 tidak terdengar,” katanya.
Bos bandara itu baru bangun pukul 06.45 waktu setempat dan langsung meminta penjelasan dari Echave.
“Meskipun Woldbye tidak terlibat dalam keputusan untuk menangguhkan operasi, keputusan ini berada dalam kewenangan Echave, sebagai orang yang tercantum dalam izin operasi CAA untuk Bandara tersebut,” kata dia.
“Baik Woldbye maupun Echave tidak menganggap keputusan untuk menghentikan operasi akan berubah jika Woldbye terlibat,” kata dia.
Kajian Kelly juga mengungkapkan bahwa staf keamanan di Terminal 2 harus mengandalkan fungsi senter di ponsel mereka.
“Penyesuaian sementara segera dilakukan setelah insiden terhadap rencana darurat, termasuk memberikan senter bertenaga baterai kepada semua anggota tim keamanan,” kata kajian tersebut.