Kepolisian Resor (Polres) Badung menyebut turis China, Deqing Zuoga, yang tewas di Clandestino Hotel, Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, bukan diakibatkan oleh keracunan. Pernyataan itu disampaikan merujuk bukti pemeriksaan laboratorium.
“Setelah dilakukan pemeriksaan laboratoris kriminalistik bahwa bahasa racun itu sudah tidak terdeteksi dalam pemeriksaan laboratoris kriminalistik. Jadi, racun, pestisida, arsen, sianida maupun metanol, dan alkohol tidak terdeteksi. Sehingga, bahasa yang berkembang, racun itu sudah terpatahkan secara scientific investigation,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Badung, AKP Azarul Ahmad, di kantornya, Senin (24/11/2025), dilansir infoBali.
Sementara itu, dokter Instalasi Forensik dan Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah, Denpasar, Kunthi Yulianti, menjelaskan setelah mengambil sampel dari beberapa organ korban, termasuk darah, urin, cairan lambung, hati, paru-paru, dan ginjal, untuk diperiksa di Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Bali, menunjukkan hasil tidak ditemukan senyawa beracun.
“Tidak ditemukan adanya pestisida pada seluruh sediaan. Juga pada seluruh sediaan tidak ditemukan atau tidak terdeteksi adanya narkoba. Untuk metanol dan etanol juga tidak ditemukan pada seluruh sediaan,” ujar Kunthi.
Hingga kini, tim dokter belum mengetahui penyebab kematian turis China itu. Meski penyebab kematian belum dapat dipastikan, hasil pemeriksaan makroskopis menunjukkan adanya iritasi pada saluran pencernaan yang menyebabkan diare, kekurangan cairan, dan ketidakseimbangan elektrolit, yang berperan dalam kematian korban.
“Maka saya menyimpulkan bahwa secara pasti sebab kematian ini memang masih abu-abu begitu ya. Tetapi, secara pemeriksaan makroskopis saya dari autopsi bahwa sebab kematian karena iritasi saluran pencernaan yang menimbulkan diare dan mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit tidak dapat disingkirkan,” kata Kunthi.
Kunthi sempat bertemu dengan keluarga korban untuk menanyakan riwayat kesehatan Deqing Zuoga semasa hidupnya. Keterangan keluarga, Deqing Zuoga selama ini terlihat sehat.
“Itu dikatakan yang bersangkutan itu baik-baik saja selama ini. Tetapi, kami kan juga maklum ya baik-baik saja itu yang terlihat. Kami kan nggak tahu juga kalau kita nggak pernah check up,” kata Kunthi.
Deqing meninggal di hostel Clandestino di Canggu pada 2 September pada pukul 11.00 Wita di dalam kamarnya. Dia sempat mengalami muntah, diare, menggigil, dan sesak napas saat menginap di hostel budget tersebut.
Selain Deqing, sekitar 10 wisatawan dilarikan ke unit perawatan intensif (ICU). Salah satu turis lain adalah Leila Li, yang berjuang untuk hidupnya selama lima hari.
***
Selengkapnya klik di
Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.
