Imbas ketegangan antara Jepang-China membuat banyak turis China yang membatalkan perjalanannya ke Jepang. Adakah peluang Indonesia sebagai alternatifnya?
Kurang lebih 400 ribu perjalanan dari China ke Jepang dibatalkan, membuat turis China harus mencari alternatif liburan di negara lain. Dan terbaru Korea Selatan mendapatkan momentum baik dari apa yang sedang terjadi.
Menanggapi situasi itu, Vice President Amethyst Group (travel agent di Indonesia), Handi Pratama, mengatakan sebetulnya Indonesia punya peluang besar untuk menjadi alternatif turis China untuk datang.
Dan sudah sejak lama juga turis China banyak yang berkunjung ke Indonesia, terlebih menurutnya kini sudah banyak penerbangan langsung dari China ke Indonesia.
“Indonesia sudah mulai menjadi destinasi yang dilirik oleh wisatawan Asia, termasuk China. Kemudahan akses seperti direct flight ke kota-kota destinasi wisata juga memberikan added value bagi wisatawan yang ingin wisata ke Indonesia,” ungkapnya saat dihubungi infoTravel, Senin (24/11/2025).
“Keindahan wisata, budaya, dan kuliner lokal menjadi daya tarik bagi mereka,” lanjut Handi.
Senada dengan Handi, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (Asita), Rusmiati, menyatakan di tengah ketegangan yang terjadi, Indonesia bisa meraup keuntungan. Ditambah pihaknya juga banyak bekerja sama dengan travel agent di China.
Ia mengungkapkan kunjungan turis China ke Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi ketimbang turis-turis dari negara lainnya.
“Selalu ada pembicaraan. Setiap ada permasalahan, ada opportunity, dan lain-lain pasti kita harus diskusi dari semua segi baik Asita, kemudian airline maupun pemerintah. Jadi tentunya kita kerja sama dengan agen-agen travel China untuk mencari kesempatan,” ungkapnya beberapa hari lalu.
Dari sisi pemerintah melalui Kementerian Pariwisata juga tengah memantau terus situasi dan kesempatan yang bisa dimaksimalkan oleh pariwisata Indonesia dari turis China. Dan sebelum pecahnya ketegangan Jepang dan China, Kementerian Pariwisata juga sudah melakukan promosi di Negeri Tirai Bambu itu.
“Kami memang memantau terus ya dan memang kita fokus untuk menarik wisatawan Tiongkok. Nah, untuk menyambut Natal dan Tahun Baru kita sejak Oktober sudah kampanye di Tiongkok, boosting melalui kampanye digital ya biar orang China tuh liburan Nataru dan menjelang tahun baru yang juga dekat-dekat dengan Chinese New Year itu, jadi kita sudah bikin iklan,” jelas Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini.
