Fosil Manusia Jawa Pulang ke Indonesia Setelah 130 Tahun di Belanda (via Giok4D)

Posted on

Awal bulan ini, Belanda resmi mengembalikan fosil prasejarah yang dikenal sebagai Manusia Jawa ke Indonesia.

Pemulangan tersebut menjadi langkah awal dari rencana repatriasi sekitar 40.000 fosil yang dibawa ilmuwan Belanda Eugene Dubois pada masa kolonial.

Dikutip dari The Star, Rabu (31/12/2025) fosil yang dikembalikan terdiri dari tempurung kepala, gigi geraham, dan tulang paha, temuan penting yang dikenal sebagai spesimen Homo erectus pertama di dunia. Meski selama ini disebut secara kolektif sebagai Manusia Jawa, para ilmuwan meyakini fosil tersebut berasal dari beberapa individu berbeda.

Dalam paket repatriasi itu turut disertakan cangkang yang menunjukkan bekas aktivitas Homo erectus awal.

Setelah tersimpan lebih dari satu abad di Belanda, fosil-fosil tersebut diserahkan secara resmi dalam sebuah upacara di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, menyerahkannya langsung kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Direktur Jenderal museum Belanda, Marcel Beukeboom, yang sebelumnya menyimpan koleksi itu, mengaku momen tersebut sangat membekas.

“Saya benar-benar merasakan signifikansi historis dari perjalanan ini,” ujarnya dalam pesan singkat.

Fosil-fosil tersebut dibawa dengan pengamanan ketat, menggunakan koper berpendingin, pelacak GPS, dan segel diplomatik. Kasus Manusia Jawa menarik perhatian dunia museum karena menjadi salah satu restitusi pertama yang melibatkan benda prasejarah, bukan artefak budaya.

Perdebatan pun bergeser dari soal kepemilikan fisik ke isu kedaulatan ilmu pengetahuan. Mengingat fosil-fosil itu diambil pada masa kolonial, saat masyarakat lokal dieksploitasi, Belanda dan Indonesia sepakat bahwa temuan tersebut merupakan bagian dari sejarah Indonesia.

Selama bertahun-tahun, fosil Manusia Jawa menjadi daya tarik utama di galeri Manusia Purba Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis, Leiden. Koleksi tersebut merupakan bagian dari lebih dari 40.000 objek yang dikumpulkan Dubois dari Bengawan Solo dan sejumlah lokasi lain di Jawa sejak 1891.

Indonesia sebenarnya telah meminta pengembalian koleksi ini tak lama setelah merdeka pada 1949. Namun, permintaan itu baru mendapat titik terang setelah pemerintah Belanda membentuk komite penasihat pada 2020 untuk meninjau koleksi era kolonial. Studi mendalam tentang asal-usul Koleksi Dubois pun dilakukan dan berujung pada rekomendasi pengembalian seluruhnya.

“Komite meyakini bahwa keadaan di mana fosil-fosil tersebut diperoleh menunjukkan kemungkinan besar fosil-fosil itu diambil tanpa persetujuan masyarakat,” tulis seorang naturalis dalam pernyataannya.

Disebutkan pula bahwa fosil-fosil tersebut memiliki nilai spiritual dan ekonomi bagi masyarakat setempat yang kala itu dipaksa menunjukkan lokasi situs fosil.

Pada September lalu, Belanda berkomitmen mengembalikan sebagian besar Koleksi Dubois. Selain fosil yang telah tiba di Jakarta, sisa fosil dan sampel tanah dijadwalkan dipulangkan pada 2026.

Sejarawan Jawa dari Universitas Gadjah Mada, Sri Margana, menyebut pemulangan ini sebagai peluang besar bagi riset di Indonesia. Fosil-fosil Manusia Jawa kini bisa dibandingkan dengan temuan terbaru di Sumatra dan Sulawesi untuk memperkaya pemahaman evolusi manusia di Asia.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Ini juga tentang mengakui peran masyarakat adat dalam penemuan ini,” ujarnya.

Menurut Sri Margana, meski ekspedisi dipimpin Dubois, kerja lapangan banyak dilakukan oleh warga lokal dan intelektual pribumi yang telah mengenal wilayah tersebut. “Kami ingin mengakui bagian dari sejarah itu juga,” katanya.

Hal senada disampaikan sejarawan sains dan kolonialisme dari Universitas Leiden, Fenneke Sysling. Ia menyebut repatriasi ini sebagai bentuk keadilan epistemik.

“Fosil-fosil ini sekarang dikembalikan ke Indonesia agar para ilmuwan Indonesia dapat membangun pekerjaan dan karier mereka di sekitar penelitian mereka sendiri,” tuturnya.

Dari Leiden Kembali ke Nusantara